Di Balik Pesona Pantai Pangandaran
Siapa tidak pernah mendengar Pantai Pangandaran? Rasa saya, para pembaca pernah mendengar, atau bahkan telah berkunjung, ke pantai Pangandaran yang terletak di Pananjung, Ciamis, Jawa Barat ini. Pantai Pangandaran tergolong unik. Keunikan pantai ini terutama disebabkan adanya dua sisi pantai: Barat dan Timur. Dengan demikian, ada keuntungan menyaksikan matahari terbit dan matahari terbenam tanpa harus menghabiskan banyak waktu untuk berpindah tempat. Kedua pantai ini dibatasi oleh tanjung yang berupa hutan lindung. Di sepanjang hutan lindung ini terdapat aneka tempat yang bisa dikunjungi.
Sayangnya, keunikan itu tidak dapat saya nikmati selama 3 hari berada di kawasan pantai Pangandaran. Cuaca sedang tidak bersahabat. Setiap pagi, saya selalu berhadapan dengan mendung dan sesekali gerimis. Matahari terbit pun tidak dapat saya nikmati di sisi pantai Timur Pangandaran. Demikian juga dengan keindahan matahari terbenam. Saya tidak bisa menikmatinya di pantai Barat Pangandaran. Penyebabnya sama: cuaca yang sedang tidak bersahabat.
Pengandaran memang penuh pesona. Setidaknya hal itu tampak dari berjubelnya pengunjung di kawasan pantai ini baik pengunjung keluarga, rombongan kecil, maupun rombongan besar. Sudah sejak pagi pantai telah penuh sesak dengan para pengunjung. Para pengunjung silih berganti sampai senja menyapa. Banyaknya pengunjung ini tentu menyibukkan para petugas SAR. Tidak henti-hentinya mereka memperingatkan para pengunjung untuk berhati-hati ketika bermain air di pantai. Sekitar pukul 17.00, peringatan itu semakin sering. Para pengunjung diminta untuk merapat ke pantai dan mengakhiri aktivitas berenangnya. Meski demikian, masih banyak juga para pengunjung yang nekad alias tidak mematuhi peringatan Tim SAR.
Tidak hanya memperingatkan para pengunjung untuk berhati-hati, Tim SAR melalui pengeras suara yang ada di gardu pandang pun memperingatkan para pengunjung dan penjaja makanan untuk menjaga kebersihan untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat. Sampah memang menjadi persoalan yang harus dipecahkan. Keindahan dan pesona Pantai Pangandaran dapat luntur jika persoalan sampah ini tidak diatasi. Hamparan pasir yang memanjang terlihat sangat kotor, baik oleh sampah yang terbawa air laut maupun sampah yang berasal dari para pengunjung. Keindahan pantai menjadi berkurang karena adanya sampah yang berserakan di mana-mana. Serakan sampah ini menjadikan pantai terlihat kumuh. Kumuhnya kawasan pantai karena sampah ini tentu akan mengurangi daya tarik. Selain lemahnya Pemda, para pengunjung turut menciptakan kekumuhan di kawasan pantai. Kesadaran untuk meletakkan sampah di tempat sampah belum menjadi habitus bagi para pengunjung. Akankah sampah merusak citra pantai Pangandaran?
Adanya hutan lindung menjadikan pesona Pangandaran semakin lengkap. Untuk mengelilingi hutan lindung ini dibutuhkan sarana transportasi, yaitu kapal. Keberadaan kapal-kapal ini tentu sangat membantu para pengunjung yang ingin menjelajah tepian hutan lindung dan seraya menikmati keindahannya. Di sepanjang hutan lindung ini terdapat titik-titik keindahan yang bisa membuat kita ketagihan untuk mendatanginya. Tidak hanya keindahan di sepanjang pantai, terdapat juga keindahan terumbu karang yang mulai tumbuh setelah disapu bersih tsunami yang pernah menghantam pantai ini.
Keberadaan kapal yang sangat penting untuk memanjakan para pengunjung ini perlu ditata ulang. Keberadaan mereka sangatlah semrawut. Kapal-kapal itu ditambatkan disepanjang pantai. Lalu lintas kapal-kapal ini bisa membahayakan para pengunjung baik yang berada di tepi pantai maupun para pengunjung yang sedang menikmati keindahan terumbu karang. Kesemrawutan pengelolaan kapal dapat mengurangi nilai keindahan pantai Pangandaran. Mungkin sangat baik jika ada tempat tersendiri untuk berlabuhnya kapal-kapal wisata ini. Para pengunjung yang ingin menggunakan jasanya dapat menuju ke tempat khusus itu. Dengan demikian, areal pantai bersih dari keberadaan kapal-kapal wisata itu. Para pengunjung yang ingin menikmati keindahan pantai dan bermain di tepian pantai sungguh bebas tanpa ada rasa takut.
Pantai Pangandaran memang eksotik. Pantainya yang memanjang dapat memanjakan para pengunjung. Ombaknya yang terlihat tenang menjadikan pantai ini nyaman untuk wisata keluarga. Meski di beberapa titik terdapat arus balik, namun sudah ada rambu-rambu yang dipasang oleh Tim SAR sehingga para pengunjung mendapatkan informasi yang memadai. Panjangnya pantai memungkinkan para pengunjung menikmati keindahan itu dari bibir pantai atau sekedar duduk-duduk di bawah kerindangan pohon yang ditanam di sepanjang pantai. Para pengunjung pun tidak perlu khawatir dengan kebutuhan sekunder. Aneka kebutuhan tersedia di sini. Ratusan toko menyediakan souvenir dan makanan atau minuman ringan. Semuanya itu tersedia baik di luar kompleks pantai maupun di tepian pantai. Di satu sisi, keberadaan toko-toko atau warung ini sangat membantu para pengunjung.
Di sisi lain, keberadaan toko dan warung, utamanya yang berada di pantai, sangatlah memprihatinkan. Penataan yang asal-asalan menjadikan tepian pntai terlihat kumuh dan semrawut. Keberadaan warung-warung inipun mengurangi dan menghalangi pandangan para pengunjung. Suasana di sisi pantai Timur lebih parah lagi. Para pedagang tidak hanya menjual dagangan di warung. Ada sekian banyak pedagang yang membuat lapak di tepi jalan. Semakin lengkaplah kesemrawutannya ketika bercampur dengan lalu lalang para pengunjung dan parkiran. Kesemrawutan itu semakin hebat lagi karena masih bercampur dengan bau amis yang demikian menyengat. Satu solusi yang harus dibuat: menata ulang warung-warung tersebut sehingga terlihat lebih rapi. Penataan warung-warung ini justru dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Nilai keindahan akan semakin melekat dan menjadi ciri pantai Pangandaran. Selain penataan ulang, membangun kesadaran penduduk untuk ikut serta mengembangkan kawasan pantai adalah hal yang mutlak diperlakukan. Penataan kompleks tanpa dibarengi kesadaran masyarakat kiranya juga sia-sia.
Kesadaran yang tumbuh ini akan turut mengangkat pesona pantai Pangandaran. Kesadaran seperti yang dimiliki Mamad, seorang guide kapal wisata, sangatlah perlu. Ketika saya berjumpa dengannya, pemikirannya sangat sederhana. Mamad berusaha memberikan service terbaik untuk para pengunjung. “Setiap pengunjung yang datang kepada saya berusaha saya layani sebaik-baiknya. Mereka datang ke sini untuk bersenang-senang dan menikmati keindahan di sini. Karena itu, saya berusaha memberikan rasa nyaman supaya mereka bisa bersenang-senang dengan puas.” Kenyamanan adalah kunci yang harus ada di setiap tempat wisata. Kalau kenyamanan itu ada niscaya para pengunjung akan ketagihan untuk datang lagi ke tempat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar